Prof Quraish Shihab Tegaskan Nasab ke Nabi Muhammad Mestinya Jadi Cerminan Akhlak Nabi
Sab, 13 Mei 2023 | 10:45 WIB
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Muhammad Quraish Shihab menegaskan bahwa memiliki jalur nasab mulia ke Nabi Muhammad saw seharusnya menjadi cermin bagi diri agar berperilaku sesuai dengan akhlak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
āGaris keturunan ini mestinya mengikuti jalur kakek-kakeknya ini, mengikuti jalur Nabi, yang menyebarkan toleransi, yang menyebarkan akhlak,ā kata Prof Quraish Shihab dalam YouTube Najwa Shihab dikutip Sabtu (13/5/2023).
Pendiri Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ) itu menyayangkan dengan sebagian orang yang mengaku sebagai habib, tapi akhlaknya belum mencerminkan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Dengan demikian Prof Quraish menilai jika demikian justru akan menodai citra keturunan Nabi sebagai generasi yang seharusnya berakhlak luhur.
āApa yang terjadi sekarang itu, sebagian kecil orang bisa membuat citra yang negatif. Kemudian disambut oleh yang lain dengan cara yang tidak sesuai juga sehingga terjadi apa yang dinamakan ribut-ribut itu,ā ucap Prof Quraish.
Prof Quraish mengutip salah satu ucapan Ali bin Abi Thalib ra yang berbunyi, Bukanlah seorang kesatria mereka yang mengatakan, āInilah ayah saya.ā Tapi seorang kesatria adalah mereka yang mengatakan, āInilah sayaā.
Prof Quraish sendiri adalah salah seorang habaib yang tak pernah mau dipanggil habib. Ia merasa dirinya belum mencintai masyarakat sehingga masyarakat juga mencintainya. Sementara dalam pandangannya, seorang yang ālayakā dipanggil habib adalah keturunan Nabi yang mencintai masyarakat dan masyarakat juga mencintainya.
āKalau cuma mau dicintai, (tapi) tidak mau mencintai, ya bukan habib itu dong," tegas Prof Quraish.
"Saya sendiri diajarkan oleh ayah, āTidak usah kamu yang berkata dirimu habib. Tidak usah kamu yang mengatakan dirimu, āSaya profesor, saya doktor.ā Biar dari kegiatanmu orang berkata, oh ini wajar dinamai habib. Ini wajar jadi profesor,ā terangnya.
Menurut Prof Quraish, keturunan Rasulullah telah diberi anugerah nasab yang luhur, maka ia berkewajiban untuk mengamalkan nilai-nilai Islam dalam dirinya seperti bersikap lemah lembut dalam berdakwah.
"Kalau kewajiban itu tidak terpenuhi, maka garis keturunan yang dimilikinya tidak akan ada artinya," ujar penulis kitab Tafsir Al-Misbah ini.
Prof Quraish pun mengisahkan kisah putra Nabi Nuh yang bernama Kan'an. Sebagai putra seorang nabi, seharusnya Kan'an mencerminkan akhlak seperti orang tuanya. Tapi kenyataan berkata lain karena putra Nuh itu justru tidak mau beriman kepada Allah sehingga memperoleh siksa.
"Jadi, boleh berbangga, boleh merasa bersyukur, mempunyai garis keturunan kepada Nabi, tapi jangan tonjolkan itu. Tonjolkanlah akhlakmu, tonjolkanlah kebaikanmu, tonjolkanlah keramah-tamahanmu," tegas alumnus Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyah Malang, Jawa Timur itu .
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa S1 ke Al-Azhar Mesir, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
2
Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Lebih Baik di Tahun Baru Islam
3
DKPP Berhentikan Hasyim Asy'ari sebagai Ketua KPU RI karena Kasus Tindakan Asusila
4
Khutbah Jumat Tahun Baru Hijriah: Kiat Memperbaiki Masa Depan
5
Diberhentikan DKPP, Ketua KPU: Alhamdulillah, Terima Kasih
6
Khutbah Jumat: 7 Upaya Menata HatiĀ
Terkini
Lihat Semua