Nasional

KH Miftachul Akhyar Ungkap Keutamaan Dzikir dengan Lafadz Allah

Kam, 6 April 2023 | 09:00 WIB

KH Miftachul Akhyar Ungkap Keutamaan Dzikir dengan Lafadz Allah

Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa lafadz Allah termasuk dari Asmaul Husna, bahkan sumber dari segala sumber, dan bisa digunakan untuk berdzikir.


"Lafadz Allah itu termasuk min Asmaul Husna, bahkan sumber dari segala sumber. Makanya yang pertama disebut di Asmaul Husna itu ya kalimat Allah, karena Allah itulah sumber semuanya. Adanya dunia, adanya langit, adanya kehidupan ya dari Allah," ujarnya pada Ngaji Ramadhan Kitab Ta'liqotul Muqaddimat Al-Jurrumiyah fi Nahwi di Channel YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar diakses NU Online, Kamis (6/4/2023).


Kia Miftach menjelaskan bahwa dzikir Allah itu disebut dzikir mufrod. Sementara itu, ada kelompok tertentu malah protes nggak setuju, masa dzikir cuman Allah-Allah-Allah saja, nggak ada tuntunannya dzikir mufrad.


"Mereka nggak paham, justru Allah itu sumber. Disamping secara Nahwu Allah itu kan sudah maklum disebut sebetulnya jumlah, tetapi jumlah yang mubtadanya disimpan atau fi'ilnya yang muqoddar, dan Allah itu isim yang ma'ruful ma'arif lebih ma'rifat. Bahkan bukan hanya itu, malah sampai dzikir itu cuma Hu-Hu-Hu, hu itu aslinya huwa dhomir, Huwa itu Allah," imbuh Kiai Miftach.


Lebih lanjut Kiai Miftach menjelaskan, orang Arab kalau menyebut Hu, biasanya ditulis keluar wawunya, dan huwa itu adalah dhomir yang ma'rifat, huwa itu kembali kepada Allah "Qul Huwallahu Ahad, Qul katakanlah Muhammad, Huwa utawi dhamir sya'n yang kembali kepada Allah, Allahu iku Allah, iku Ahadan dzat kang tunggal. Itu yang dzikir mufrad, tetapi ada juga dzikir yang murakkab yaitu La ilaaha illallah. Itu kan tarkib yang sangat sempurna."


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menceritakan, ada malaikat yang saling berdebat tentang siapa makhluk yang paling hebat, paling perkasa di dunia ini. Berdebat mulai dari api, tetapi api bisa dikalahkan oleh air, dan air itu berasal dari awan maka lebih hebat awan. Tetapi awan juga masih kalah dari angin, lalu angin masih kalah dari gunung, dan gunung masih kalah dari manusia.


"Berarti yang paling perkasa manusia, dijawab lagi manusia masih kalah dengan yang namanya susah dan sedih, orang kalau sudah susah dan sudah sedih ya lemah. Berarti susah itu bisa mengalahkan keperkasaan manusia? Dijawab lagi, lemah, susah, bingung yang ada di dalam hati sebesar apapun bisa ditangani dengan dzikir," ujarnya.


Ia menegaskan bahwa hati yang gersang, hati yang susah, hati yang panik, hati yang sakit akan sembuh dengan dzikir kepada Allah.


"Ingatlah dengan dzikir kepada Allah, hati akan menjadi tenang, menjadi gagah, menjadi kuat, bahkan menjadi benteng yang kokoh. Berarti dzikir lebih kuat," ungkap Kiai Miftach.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad