Nasional

Dubes Jerman Ingin Belajar Islam ala NU

Kam, 5 November 2015 | 14:02 WIB

Jakarta, NU Online
Dubes Jerman untuk Indonesia Georg Witschel mengunjungi kantor PBNU jalan Kramat Raya, Kamis (5/11) sore. Kepada pengurus PBNU, Georg menyampaikan keresahan bahwa Islam yang hari ini sering dikaitkan dengan kekerasan, membuat resah negara-negara di mana Islam baru berkembang seperti Jerman.

Menurutnya, Jerman adalah negara eropa di mana perkembangan agama Islam sangat pesat. Meski tak sereligius Indonesia, lebih dari 2000 masjid sudah berdiri di Jerman, menandakan negara ini bukanlah sekuler. Sebab itu Duta Besar Jerman untuk Indonesia bersilaturahmi ke kantor PBNU dalam rangka belajar kepada Indonesia khususnya NU terkait cara berislam.

Dubes Jerman mengatakan bahwa Islam yang ada di Indonesia tidak seperti yang ada di Timur Tengah. Di sini Islam tidak hanya dapat bersinergi dengan sesama Islam tetapi non Islam bahkan negara. Di sisi lain NU juga menjadi garda depan dalam membela kelompok-kelompok minoritas tidak hanya muslim juga non muslim. Sebab itu kita ingin belajar dari NU. “Jerman memunyai kesamaan dengan Indonesia, bahwa kebebasan beragama dilindungi oleh negara,” katanya.

Di kesempatan yang sama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengawali pernyataan bahwa NU mengecam kekerasan baik sesama Islam maupun sebaliknya. NU bukanlah Islam Arab, Timur Tengah ataupun Barat. “NU menghargai keberagaman, melindungi minoritas, dan menjaga tradisi seperti yang diterapkan Rasulullah dalam Piagam Madinah,” sambungnya.

Di akhir pertemuan Dubes Jerman meminta izin kepada PBNU untuk bersedia menjadi pembicara dalam konferensi Internasional, Desember nanti di Jakarta bersama pakar dari Maroko dan Tunisia mengenai radikalisme agama.

Sambung Kang Said, PBNU mendukung langkah pemerintah Jerman dan bersedia memberikan bantuan pendidikan mengenai cara berislam yang saling menghargai, menjaga tradisi lokal, toleran dan cinta damai. Tak hanya itu Kang Said juga menawarkan kepada para takmir masjid yang ada di Jerman untuk belajar dan menambah wawasan keislaman di perguruan tinggi milik NU. “Kita mempunyai progam studi Islam Nusantara, Islam yang menghargai nilai-nilai tradisi” tuturnya.

Rombongan disambut hangat oleh Kiai Said beserta pengurus teras PBNU. Terlihat Sekjen PBNU Helmi Faisal Z, Ketua PBNU KH Marsyudi Syuhud, Ketua PBNU KH Abdul Manan, Bendahara Umum Bina Suhendra, dan Wasekjend Imam Pituduh. Pertemuan ditutup dengan penyerahan plakat NU kepada Dubes Jerman. (Faridur Rohman/Alhafiz K)