Warta

PBNU Kembangkan Penelitian Aswaja di Indonesia

Sel, 17 Juli 2007 | 02:40 WIB

Padang, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengembangkan penelitian seputar perkembangan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) di Indonesia dengan mengumpulkan bahan-bahan awal berdirinya NU di wilayah dan cabang.

"Salah satu perhatian kami adalah Sumatera Barat. Bahwa mayoritas paham keagamaan di Sumatera Barat itu NU. Problemanya, NU dipersepsikan sebagai organisasi keagamaan yang terlalu Jawa," kata Ketua PBNU H Abdul Aziz dalam temu ramah dengan Pengurus Wilayah NU Sumbar di sekretariat PWNU Jalan Ciliwung No. 10 Padang, Senin (16/7).

Diharapkan para<> ulama memberikan kontribusi, berupa informasi-informasi penting pengembangan faham Aswaja di daerah masing-masing. "Seperti di Kalimantan, para ulamanya bisa menghilangkan kesan bahwa NU itu hanya untuk Jawa," katanya.

Abdul Aziz yang membidangi Komunikasi dan Informasi PBNU menyebutkan hasil Muktamar NU di Boyolali mengenai konsolidasi organisasi dan paham keagamaan Aswaja. Dikatakan, sekarang ini semakin banyak faham impor yang tidak sesuai dengan faham keagamaan bangsa Indonesia sehingga menimbulkan berbagai ketegangan di tanah air.

"Hal tersebut perlu kita pahami bersama, lalu disosialisasikan dengan baik. Dimana posisi kita, dimana paham keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa Rasululllah SAW ini?" ujarnya.

Secara teknis, pengembangan penelitian dan sosialisasi dilakukan oleh Lajnah Ta'lief wan Nasy (LTN) dan media NU Online.

"Tugas sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi, ingin mengembangkan penelitian mengenai informasi lengkap perkembangan paham Ahlussunnah tersebut. Di Pauh Kota Padang ada tradisi tahlil masih jalan. Maka para pengurus untuk perlu perhatian yang sungguh kepada data-data," tambahnya.

Penelitian sementara menyebutkan, pengembangan faham keagamaan di Indonesia lebih diperankan oleh tarekat. Tarikat di Sumatera Barat misalnya berpusat pada Syekh Burhanuddin yang ada di Ulakan Kabupaten Padangpariaman.

"Tarikat menjadi salah satu kekuatan NU. Guru-guru tarikat itu merasakan bagian dari NU dengan faham keagamaannya yang moderat," kata Abdul Aziz yang juga Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta.

Hadir dalam temu ramah itu sejumlah pengurus PWNU Sumbar, di antaranya Wakil Ketua H Khusnun Aziz, Sekretaris Firdaus, Wakil Sekretaris DPW PKB Sumbar A.Damanhuri Tuanku Mudo. (Laporan Bagindo Armaidi Tanjung dari Padang)