Nasional

Tidak Keluar Rumah Saat Wabah Sesuai dengan Al-Qur'an

Ahad, 22 Maret 2020 | 16:20 WIB

Tidak Keluar Rumah Saat Wabah Sesuai dengan Al-Qur'an

Ketua Aswaja NU Center Jatim, KH Ma'ruf Khozin. (Foto: facebook)

Jakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Wilayah Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Maā€™rufĀ Khozin mengatakan bahwa anjuran dari sisi medis terkait penanganan virus corona (Covid-19), sudah benar. Termasuk tidak keluar dari rumah untuk menghindari penyebaran virus corona sebagai halĀ yang tepat.
Ā 
Hal itu seperti disampaikannya melalui akunĀ Facebook, Ahad (22/3) malam.
Ā 
Dalam unggahan yang diberi judul Ternyata Tidak Keluar Rumah Saat Wabah PenyakitĀ adalah Konsep Al-Quran,Ā Kiai Maā€™ruf Khozin meminta masyarakat Ā jangan membantah anjuran tersebut, karena telah sesuai dengan kisah di dalam Al-Qur'an.Ā 

Kiai Maā€™ruf Khozin menuliskan, Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya yang menjelaskan secara khusus tentangĀ thaun menyampaikan kisah tentang wabah penyakit di masa orang-orang terdahulu dari Bani Israil.
Ā 
Hal itu juga terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 243 yang artinya,Ā Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu". Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."

Selain itu, Kiai Maā€™ruf Khozin juga menyebutkan kutipan dari Tafsir Ad-Durr Al-Mantsur.
Ā 
"Ibnu Abbas berkata: "Mereka berjumlah 4000 orang. Mereka keluar karena lari dari thaun (wabah penyakit menular). Mereka berkata: 'Kami akan mendatangi sebuah negeri yang tidak ada kematian.' Setelah mereka sampai di sebuah perkampungan Allah mematikan mereka semua. Lalu datang seorang Nabi berdoa agar Allah menghidupkan kembali agar menyembah Allah, lalu Allah menghidupkan mereka" (Tafsir Ad-Durr Al-Mantsur)," tulisnya.

Kiai Ma'ruf Khozin meneruskan, pada bagian lain Imam Ibnu Hajar menjelaskan merebaknya penyakit menular karena masyarakatnya melakukan perkumpulan meskipun untuk berdoa.
Ā 
"Ketika terjadi thaun di Damaskus pada tahun 49 H, penduduk Damaskus dan sebagian besar penduduk negerinya menuju lapangan, mereka berdoa dan meminta pertolongan. Ternyata wabah thaun makin membesar dan banyak, padahal sebelumnya sedikit" (Badzl Ma'un 329)," tulisnya.
Ā 
Pada unggahannya, Kiai Maā€™ruf Khozin juga menyertakanĀ instrumen pengecekanĀ atauĀ alat uji berupa pertanyaan-pertanyaanĀ seperti dikeluarkan Satgas NU Peduli Covid-19. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebutĀ untuk mengetahui tingkat risiko seseorang terhadap kemungkinan terpapar virus Corona.

Sebelumnya, Kiai Maā€™ruf Khozin mengungkapkan rasa hormat kepada tim medis yang telah luar biasa berjuang menghadapiĀ virus Corona ini tanpa lelah dan tanpa banyak bicara seperti para komentator di media sosial.
ā€ƒ
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muchlishon