Nasional

Enam Efek Negatif Media Sosial terhadap Literasi Keislaman, Apa Saja?

Kam, 14 Desember 2017 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pokja Cyber MUI Thobib Al-Asyhar menyebutkan, ada enam efek negatif media sosial terhadap literasi keislaman. Pertama, budaya membaca masyarakat melemah. Maraknya media sosial menyebabkan masyarakat menjadi orang malas membaca buku. Mereka lebih banyak bermain media sosial.

Kedua, kualitas literasi keislaman memburuk. Orang menjadi mudah percaya dengan informasi yang tersebar di media sosial, termasuk informasi keislaman. Naasnya, mereka langsung menyebarkan informasi tersebut tanpa mengecek ulang kebenarannya. 

“Ketiga, maraknya praktik plagiasi,” kata Thobib saat mengisi acara Pelatihan Teknokonten di Auditorium Indosat Jakarta, Kamis (14/12). 

Keempat, banyak dai yang malas buka kitab. Media sosial menyediakan berbagai macam informasi, termasuk informasi tentang keagamaan. Ini yang menyebabkan orang malas membuka buku, karena sekali klik mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan meskipun keabsahannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. 

Thobib mengeluhkan, tidak sedikit orang yang belajar agama dari media sosial tanpa ada bimbingan dari seorang guru. Setelah merasa mengetahui Islam, mereka berdakwah dan dianggap sebagai seorang ustadz. 

Kelima, klaim kebenaran atas paham keagamaan tertentu semakin tidak terbatas. Antar satu kelompok dengan yang lainnya saling berdebat dan mengklaim paham keagamaan kelompoknya sendirilah yang paling benar. 

Keenam, penyebaran radikalisasi agama. Media sosial dijadikan sebagai tempat untuk menyebarkan pemahaman agama yang tidak benar, menyebarkan ajaran-ajaran radikalisme dan terorisme. (Muchlishon Rochmat)