Nasional

Benarkah Makruh Menikah di Bulan Syawal?

Sen, 2 Mei 2022 | 06:00 WIB

Benarkah Makruh Menikah di Bulan Syawal?

Ilustrasi menikah.

Jakarta, NU OnlineĀ 
Seringkali ditemukan keyakinan di masyarakat tentang hari-hari sial untuk melakukan sesuatu. Salah satunya adalah adanya keyakinan di masyarakat Arab dulu bahwa bulan Syawal adalah hari sial untuk melakukan pernikahan.


Melansir NU Online dalam tulisan berjudul Hukum Syawal Bulan Kawin dan Bulan Pantangan Kawin, keyakinan yang berlaku di masyarakat Arab tersebut sebenarnya tidak memiliki dasar bahkan merupakan warisan dari masyarakat jahiliyah.


Rasulullah saw sendiri menikahi Siti Aisyah pada bulan Syawal dan kemudian dijadikan sebagai dasar anjuran menikah di bulan Syawal. Hal ini sekaligus menepis keyakinan dari warisan jahiliyah tersebut.


Dalam satu hadits dijelaskan:Ā 


Ų¹Ł† Ų¹ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ“ŁŽŲ© Ų±ŁŽŲ¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽŲŖŁ’: ŲŖŁŽŲ²ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ¬ŁŽŁ†ŁŁŠ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŁŠ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŲŒ ŁˆŁŽŲØŁŽŁ†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁŠ ŁŁŁŠ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŲŒ ŁŁŽŲ£ŁŽŁŠŁ‘ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų” Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲ­Ł’ŲøŁŽŁ‰ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁ‡ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŲŸ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ“ŁŽŲ© ŲŖŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ­ŁŲØŁ‘ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŲÆŁ’Ų®ŁŁ„ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŁŁŁŠ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„.Ā 


Artinya, ā€œDari Sayyidah ā€˜Aisyah radliyallĆ¢hu ā€˜anha berkata, ā€˜Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan mulai mencampuriku juga di bulan Syawal, maka istri beliau manakah yang kiranya lebih mendapat perhatian besar disisinya daripada aku?ā€™ Salah seorang perawi berkata, ā€˜Dan Aisyah merasa senang jika para wanita menikah di bulan Syawal.ā€™ā€ (HR. Muslim dan at-Tirmidzi).


Berangkat dari hadits di atas, Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits tersebut menjadi dasar anjuran menikah dan melakukan hubungan suami-istri di bulan Syawal. Hadits ini juga sebagai bantahan atas keyakinan orang awam bangsa Arab saat itu yang bersumber dari tradisi jahiliah terkait kemakruhan menikah di bulan Syawal.


Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (5/179) memaparkan:Ā 


ŁŁŁŠŁ‡Ł Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŲ­Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ²Ł’ŁˆŁŁŠŲ¬ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ²ŁŽŁˆŁ‘ŁŲ¬ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŲ®ŁŁˆŁ„ ŁŁŁŠ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŲŒ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ł†ŁŽŲµŁ‘ŁŽ Ų£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŲ­Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ‡ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲÆŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŲ«ŲŒ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲµŁŽŲÆŁŽŲŖŁ’ Ų¹ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ“ŁŽŲ© ŲØŁŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł… Ų±ŁŽŲÆŁ‘ Ł…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ© Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ®ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŁ„Ł‡Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁˆŁŽŲ§Ł…Ł‘ Ų§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł… Ł…ŁŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł‡ŁŽŲ© Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ²ŁŽŁˆŁ‘ŁŲ¬ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ²Ł’ŁˆŁŁŠŲ¬ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŲ®ŁŁˆŁ„ ŁŁŁŠ Ų“ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŲŒ ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„ Ł„ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲµŁ’Ł„ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų¢Ų«ŁŽŲ§Ų± Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©.Ā 


Artinya: ā€œHadits tersebut mengandung anjuran untuk menikah, menikahi, dan berhubungan suami-istri pada bulan Syawal. Para ulama syafiā€™iyah menjadikan hadits ini sebagai dalil terkait anjuran tersebut.ā€Ā 


ā€œSiti Aisyah bermaksud dengan ucapannya ini sebagai penolakan terhadap keyakinan yang berlaku sejak zaman jahiliah dan anggapan tak berdasar sebagian orang awam tetang kemakruhan menikah dan melakukan hubungan suami-istri di bulan Syawal. Ini merupakan keyakinan yang tidak benar dan tidak berdasar karena warisan jahiliyah.ā€


Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Musthofa Asrori