Internasional

Berdiri Pesantren NU Pertama di Jepang, Peresmiannya Diisi PD-PKPNU

Ahad, 5 Mei 2024 | 20:45 WIB

Berdiri Pesantren NU Pertama di Jepang, Peresmiannya Diisi PD-PKPNU

Peresmian Pesantren NU di Koga, Prefektur Ibaraki, Jumat (5/5/2024) (Foto: PCINU Jepang)

Jakarta, NU Online
Sebuah sejarah dan kabar menggembirakan datang dari Nahdliyin di Jepang dengan diresmikannya pesantren pertama NU di Jepang pada Jumat (5/5/2024). Pesantren tersebut berlokasi di Kota Koga, Prefektur Ibaraki, Jepang. Peresmian dilakukan setelah melalui perjuangan pembebasan lahan, renovasi lahan dan bangunan.


Ketua PCINU Jepang, Achmad Gazali mengatakan bahwa didirikannya pesantren tersebut bertujuan untuk memperluas nilai pendidikan dan dakwah Islam di Jepang yang merupakan negara minoritas Muslim.


Gazali menjelaskan bahwa proses pembelian dan pembebasan lahan telah dimulai sejak awal tahun 2023.

 

"Lahan pesantren awalnya merupakan rumah dan lahan warga setempat yang telah dijual. Kerja bakti pembangunan pesantren dilakukan secara gotong royong melibatkan warga Indonesia di Jepang. PCINU Jepang sempat memberikan imbauan, pada bulan Agustus 2023 kepada seluruh warga Nahdliyin di Jepang khususnya pada hari Sabtu dan Minggu untuk bergabung dalam kegiatan kerja bakti pembangunan pesantren," tuturnya kepada NU Online, Sabtu (4/5/2024). 

 

Menyesuaikan arsitektur Jepang
Secara desain bangunan, pesantren pertama NU Jepang juga menyesuaikan arsitektur tradisional Jepang.


"Struktur bangunan dan pemandangan di lingkungan pesantren kita, mempertahankan budaya Jepang, agar mudah diterima keberadaannya oleh masyarakat lokal,” papar Gazali.

 

Sejumlah kegiatan telah mulai dilakukan di lokasi pesantren antara lain Konferensi Cabang Istimewa (Konfercabis) PCINU Jepang pada bulan September 2023 dan Lomba Cerdas untuk anak pada Maret 2024.

 

PD-PKPNU
Peresmian Pesantren NU ini dirangkaikan dengan kegiatan Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Menengah Kader Nahdlatul Ulama (PMKNU) yang diadakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.

 

Menurut Achmad Gazali, alasan peresmian pesantren yang dibarengkan dengan kegiatan pengkaderan adalah agar para peserta pendidikan merasakan spirit adanya pesantren, sehingga pesantren NU ini ke depan memiliki ruh kegiatan dari kegiatan pengkaderan.


Kegiatan PD-PKPNU dan PMKNU tersebut mendatangkan sejumlah kiai dari Indonesia untuk memberikan setidaknya 20 materi tentang Islam Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah. Sekitar 60 orang Nahdliyyin, perwakilan dari berbagai wilayah di Jepang, datang ke pesantren untuk mengikuti kegiatan pengkaderan tersebut.

 

Ketua PBNU KH Masyhuri Malik dalam sambutannya di Pesantren NU Koga menyampaikan bahwa para jamaah harus dapat menjaga Islam khususnya NU.

 

"NU tidak  butuh kita, kitalah yang butuh NU. Tentunya menjadi harapan kita semua nanti di akhirat kelak bahwa kita bisa berkumpul dengan orang orang shalih, seperti Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri NU," tuturnya.


Pertumbuhan warga Indonesia naik
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertumbuhan warga Indonesia, termasuk di dalamnya warga NU diperkirakan akan terus naik karena Pemerintah Jepang membuka diri untuk pekerja dari luar Jepang.


"Jumlah WNI di Jepang sekitar 120.000 orang di akhir Juni, dan pada akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai 160.000-170.000 orang," ujar Heri yang juga merupakan Mustasyar PCINU Jepang.

 

Dubes Heri Akhmadi juga menyampaikan bahwa istilah pemagang akan dihilangkan dan diganti dengan program ikusei shuro (TG 0) dengan syarat bahasa diturunkan menjadi N5. Dari target sekitar 820.000 specified skilled worker selama lima tahun ke depan, kebanyakan tidak bermukim di kota besar, tetapi di kota-kota kecil. Oleh karena itu, model pengembangan di daerah perdesaan sangat tepat, dan itulah kultur utama NU.


"Untuk mengembangkan basis NU di Jepang dapat dimulai dari desa setempat. Contohnya di Hokkaido, pada tahun 2020 warga kita sekitar 800-900 orang. Sekarang ini specified skilled worker atau tokutei ginou sudah mencapai 1.400 orang, begitu pula juga di Okinawa,” papar Heri.

 

Dubes Heri Akhmadi berharap, melalui peresmian pesantren ini, komunitas dibangun dan gotong royong dapat dikembangkan. "Kalau ada tempatnya (pesantren), orang pasti datang," paparnya.

 

Dubes Heri memberikan contoh berbagai kegiatan seperti tempat untuk berlatih di masa-masa tertentu, seperti pesantren kilat di bulan puasa. "Pertama kali, Ramadhan 2024 telah berhasil diadakan lomba wudhu, adzan, menghafal surat pendek, kegiatan tersebut penting untuk putra putri kita yang ada di Jepang," tambah Dubes Heri.


Dubes Heri juga mengucapkan selamat melaksanakan Pendidikan Dasar dari PBNU. Pihaknya berharap kepada seluruh warga NU di Jepang yang mengikuti pendidikan tersebut agar selain memperoleh pendidikan dasar, dapat juga mempelajari dengan gotong royong membangun basis dakwah di masa yang akan datang.