Internasional HAJI 2023

30 Persen Lansia, Bagaimana Angka Jamaah yang Wafat di Musim Haji 2023?

Rab, 5 Juli 2023 | 13:00 WIB

30 Persen Lansia, Bagaimana Angka Jamaah yang Wafat di Musim Haji 2023?

Suasana jamaah haji di Makkah 2023. (Foto: MCH)

Jakarta, NU Online 
Pelaksanaan musim haji 1444 H/2023 M saat ini sudah memasuki tahapan akhir pemulangan jamaah haji ke Tanah Air untuk jamaah gelombang pertama. Sementara jamaah gelombang kedua saat ini mulai disorong ke Madinah untuk menjalankan sunnah Arbain dan ziarah ke Makam Rasulullah.


Awalnya pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jamaah yang terdiri atas 203.320 jamaah haji reguler dan 17.680 jamaah haji khusus. Namun kemudian Pemerintah Arab Saudi memberi tambahan kuota untuk Indonesia sebanyak 8.000 jamaah sehingga total menjadi 229.000 jamaah.


Kembalinya kuota haji normal bagi Indonesia, setelah tahun 2020 dan 2021 tidak mendapatkan kuota haji akibat pandemi Covid-19, menjadikan jumlah jamaah lansia bertambah pada tahun ini. Terlebih pada tahun 2022, Indonesia mendapat kuota 100.051 jamaah, terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus dengan pembatasan usia jamaah maksimal 65 tahun.


Kebijakan ini berakibat tingginya jumlah jamaah haji lansia pada tahun 2023 kali ini yang berdasarkan data Kementerian Agama sebanyak 62 ribu lebih atau sekitar 30 persen dari keseluruhan jamaah haji Indonesia. Menyikapi banyaknya jamaah lansia, pemerintah mengambil kebijakan untuk lebih memberikan pelayanan kepada lansia dengan mengangkat tema Haji Ramah Lansia.


Dengan tingginya jamaah haji lansia ini, apakah berdampak pada tingginya angka jamaah yang meninggal dunia pada musim haji 2023 ini?


Berdasarkan update data real time Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag RI pada Rabu, 5 Juli 2023 pukul 12.40 WIB, tercatat sudah ada 373 jamaah haji Indonesia yang wafat. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2017, jumlah kumulatif kewafatan jamaah haji hingga hari ke-43 pada musim haji 2023 kali ini lebih rendah.


Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, di hari ke-43 jumlah jamaah haji wafat tertinggi pada 2015 mencapai 463 jamaah, disusul 2017 sebanyak 390 jamaah, 2023 sebanyak 373 jamaah, 2019 sebanyak 241 jamaah, 2016 sebanyak 224 jamaah, 2018 sebanyak 206 jamaah, dan 2022 sebanyak 56 jamaah.


Perbandingan jumlah jamaah haji wafat dalam 6 tahun terakhir menunjukkan bahwa yang paling tinggi terjadi pada musim haji 2017. Secara berurutan yakni: Tahun 2017 (658 jamaah), 2015 (627 jamaah), 2019 (473 jamaah), 2018 (388 jamaah), 2016 (342 jamaah), dan 2022 (89 jamaah).


Berdasarkan data ini, kondisi jamaah wafat pada tahun 2023 cenderung tidak setinggi pada musim haji 2015 dan 2017. Faktor meninggalnya para jamaah haji Indonesia berdasarkan data Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi 2023 paling banyak diakibatkan tiga jenis penyakit.

 

Pertama penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner (infark miokard akut), kedua akibat kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh (syok kardiogenik), dan stroke yakni kondisi pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).


Semua berharap sampai dengan rampungnya pelaksanaan musim haji 2023 ini, angka jamaah haji yang wafat tidak bertambah di tengah beratnya para petugas melayani jamaah yang jumlahnya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.


Sampai dengan Rabu (5/7/2023), tercatat 389 jamaah yang sedang dirawat setelah puncak haji selesai. 382 jamaah dirawat di Makkah, 4 di Madinah, dan 3 di Jeddah. Sebanyak 17 jamaah dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan 219 jamaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin