Nasional

Playoff Olimpiade Paris 2024, Pengamat Nilai Guinea Lebih Unggul dari Indonesia

Sel, 7 Mei 2024 | 22:45 WIB

Playoff Olimpiade Paris 2024, Pengamat Nilai Guinea Lebih Unggul dari Indonesia

Indonesia akan menghadapi Guinea dalam pertandingan Playoff Olimpiade Paris 2024, Kamis (9/5/2024) malam. (Ilustrasi: X/theasianball)

Jakarta, NU Online

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea U-23 dalam pertandingan Playoff Olimpiade Paris 2024 di Clairefontaine, Prancis, pada Kamis (9/5/2024) pukul 20.00 WIB. 


Pengamat sepak bola Maruf El Rumi mengatakan bahwa Guinea lebih unggul dari Indonesia. Menurut Maruf, Guinea merupakan tim Afrika yang permainannya lebih terasa seperti permainan Eropa. 


Ia menambahkan bahwa distribusi kekuatan mereka terletak pada banyaknya pemain yang tersebar di beberapa kompetisi Eropa, termasuk klub-klub di Turki, Prancis, Yunani, Belgia, dan Kosovo, serta ditopang dengan pemain dari kompetisi lokal.


"Sebut saja Aguibou Camara yang bermain untuk Lille dan sekarang di Olympiacos Yunani atau Ousmane Camara di klub Prancis Auxerre," ujarnya kepada NU Online, Senin (6/5/2024).


Menurut Maruf, saat ini para pemain Guinea juga dalam kondisi lebih segar dibandingkan Timnas U-23 Indonesia. Guinea memiliki waktu jeda cukup lama dan hanya menjalani satu uji coba sebelum melawan Indonesia, yaitu menghadapi Amerika Serikat. Sementara Garuda Muda sedang mengalami kelelahan usai menjalani jadwal padat di Piala Asia U-23.


Pria yang akrab disapa Bung Maruf itu juga mengamati bahwa fisik pemain Guinea cukup bagus dengan ciri khas Afrika. Ia berharap, Timnas U-23 Indonesia bisa berperan penting dalam pertarungan perebutan bola dan duel bola atas.


"Jadi bisa dikatakan kondisi Guinea lebih baik dibandingkan Indonesia. Ditambah Indonesia akan bermain tanpa Justin Hubner dan Rizky Ridho," ungkap Maruf.


Sementara itu, Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong mengaku lebih berkonsentrasi untuk menjaga kebugaran pemain jelang menghadapi Guinea pada laga playoff untuk memperebutkan satu tiket tersisa ke Olimpiade Paris.


''Karena letih jadi hanya latihan pemulihan fisik dan taktik sebentar. Memang kemarin kita perjalanan lumayan jauh,'' ujarnya, sebagaimana dilansir situs resmi PSSI.


Shin Tae-yong menekankan bahwa yang paling penting adalah mengontrol kondisi pemain, baik secara fisik maupun psikologis. Ia menyatakan bahwa secara psikologis, para pemain mulai merasa lelah sehingga penting untuk dapat mengontrol kondisi pemain agar tetap bugar.


Shin Tae-yong juga mengakui bahwa keberangkatan ke Paris memang dijadwalkan jauh-jauh hari. Hal ini dilakukan agar pemain memiliki adaptasi dengan cuaca yang cukup.


Ia mengatakan, saat putaran final Piala Asia U-23 di Doha, cuaca sangat panas sekitar 35 derajat celsius. Lalu ketika tiba di Paris, cuaca relatif dingin (sekitar 12 derajat celcius) sehingga adaptasi pemain terhadap cuaca harus dilakukan jauh-jauh hari.


"Jadi memang ada kesulitan masalah makanan dan tidur. Karena kita juga buru-buru pesan hotel dan lain-lain karena baru bisa dilakukan setelah selesai pertandingan kemarin di Doha. Jadi ada masalah sedikit,'' imbuhnya.


Shin Tae-yong juga mengeluhkan lapangan tempat berlatih, yakni Stade de Lagrange yang kurang representatif.


"Memang di bawah standar, ya. Artinya tidak seperti di Doha, tetapi katanya di sini yang rumputnya paling baik. Jadi mau tidak mau kita harus adaptasi dengan situasi dan kondisi di sini,'' pungkasnya.